PERANAN
KIMIA SEL MIKROORGANISME
Sel
hidup sangat tergantung pada berbagai interaksi kimia yang dilakukan oleh komponen kimia sel. Interaksi tersebut
sangat terkoordinasi dengan baik oleh intruksi gen dan lingkungan sel.
Hasil
interaksi komponen kimia sel tersebut dapat
menjawab berbagai pertanyaan seputar sel seperti berikut ini. Bagaimana energi
hasil interaksi komponen kimia sel, dapat dihasilkan sehingga aktivitas sel
berlangsung ? Bagaimana interaksi komponen kimia sel memiliki kemampuan
mengubah nutrisi menjadi substansi struktural yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup sel? Bagaimana interaksi komponen kimia sel dapat membentuk
suatu struktur yang berfungsi sebagai alat komunikasi sehingga memperlihatkan
fungsi organisme secara utuh?
Untuk
menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut perlu diketahui macam dan sifat
komponen kimia sel. Empat unsur komponen kimia yang paling banyak terdapat
dalam sel adalah hidrogen, oksigen, karbon, dan nitrogen. Keempat unsur ini
menyusun sampai 99% masa dalam sel. Karbon menyusun 50-60%, nitrogen 8-10%,
oksigen 25- 30% dan hidrogen 3-4%, sedangkan unsur Ca, P, K, S,Na, Cl dan Mg
yang terdapat dalam sel sebesar 4%. Dari susunan tersebut tampak bahwa sel
mengandung komponen organik dan anorganik. Sekitar 7 persen dari berat hidup
materi adalah terdiri dari ion anorganik dan molekul kecil seperti
asam amino (membangun blok protein), nukleotida (Blok bangunan DNA dan RNA),
asam lemak (yang blok bangunan biomembranes), dan gula sederhana (bangunan blok
dari pati dan selulosa).
(1)
Air
merupakan salah satu komponen kimia yang terdapat dalam sel, sebesar 70% dari masa sel. Air memiliki
kemampuan yang kuat dalam menarik molekul lain dan hal ini merupakan refleksi
sifat dipolar molekul air( anda tentunya telah mempelajari sifat air dalam MK
Biokimia). Molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar
lainnya, dan sebagai hasilnya adalah interaksi ion dan molekul polar dapat
larut dalam air Ihidrofilik). Dengan dimilkinya sifat ini maka air merupakan
medium ataupun pelarut dari senyawa kimia dan ion.
(2)
Elektrolit,
elektrolit terpenting dalam sel adalah kalium (K+), magnesium (Mg2+), fosfat
(HPO42+), bikarbonat (HCO3), sodium (Na+), klorida (Cl) dan kalsium (Ca2+). Elektrolit menyediakan bahan anorganik
untuk reaksi seluler dan terlibat dalam metabolisme sel serta untuk
terbentuknya bahan organik dalam sel.
(3)
Karbohidrat,
tersusun atas atom C,H, dan O. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu
molekul gula sederhana. Monosakarida merupakan molekul karbohidrat yang tidak
dapat dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. monosakarida merupakan
gula sederhana yang terdiri atas aldehid atau keton yang berikatan dengan dua
atau lebih gugus hidroksil. Glukosa, fruktosa dan galaktosa merupakan beberapa
jenis karbohidrat yang termasuk ke dalam kelompok monosakarida. C6H12O6 merupakan monosakarida yang sangat
spesial bagi sel, karena merupakan sumber energi bagi sel.
Glukosa
merupakan penyedia energi dalam sel. Glukosa dalam sel diubah menjadi ATP
melalui glikolisis, siklus asam sitrat dan fosforilisasi elektron yang terjadi
pada sitosol dan mitokondria.
Oligosakarida
merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang digabungkan oleh
ikatan kovalen. Sebagian besar oligosakarida dihasilkan dari proses hidrolisa
polisakarida. Oligosakarida dapat berikatan dengan protein dan berfungsi dalam
pelipatan protein selain itu berfungsi sebagai penanda untuk macam protein
struktural membran sel ataupun membran organel.
Polisakarida
yaitu berupa glikogen dan pati berperan sebagai sumber energi cadangan bagi sel
tanaman dan hewan. Pati pada tanaman disimpan dalam kloroplas, sedang pada sel
hewan banyak ditemukan pada sel hati dan otot. Tersusun dari molekul-molekul
glukosa dalam bentuk konfigurasi α.
Selulosa
merupakan komponen yang menyusun permukaan luar membran sel tanaman, selain itu
pada sel hewan berikatan dengan protein dalam bentuk glikoprotein, dengan lipid
berbentuk glikolipid merupakan struktur penting dari membran sel.
4)
Lipida,
molekul ini tersusun atas sejumlah besar atom karbon, hidrogen, serta oksigen,
dan ada pula yang ditambah Nitrogen dan Posfor. Senyawa ini bersifat hidrofobik
yaitu tidak larut dalam air, misalnya adalah molekul triasilgliserol yang
terdapat dalam sel lemak dalam bentuk droplet, dan umumnya dipergunakan sebagai
sumber energi. Molekul lemak lain yang juga sangat penting adalah lemak yang
menyusun membran sel, memilki bagian kepala yang bersifat hidrofilik (menyukai
air) dan bagian ekor yang berupa hidrokarbon dengan panjang rantai atom C
berkisar 14-24, bersifat hidrofobik (tidak suka air), karena memiliki dua sifat
beda maka lipida disebut bersifat amfipatik.
Gambar
1 : Phosphogliserida merupakan lemak yang bersifata mf ip at i k, memiliki
bagian ekor yang bersifat hidrofobik dan kepala hidrofilik. Gliserol
dihubungkan melalui gugus fosfat untuk alcohol (dikutip dari Lodish et al.,2000)
Asam
lemak merupakan rangkaian atom karbon dengan ikatan rangkap atau tidak rangkap
dengan gugus karbon pada ujungnya. Makin banyak ikatan rangkap, maka makin cair
lemak tersebut di dalam suhu kamar.
Asam lemak disimpan dalam
sitoplasma jaringan adiposa hewan dan jaringan hati dalam bentuk trigliserida,
dan merupakan sumber utama dari energi. Selain itu berfungsi pula sebagai
molekul yang terlibat dalam pengaturan mobilisasi kalsium, pertumbuhan sel dan
apoptosis. Glycerophospholipids merupakan molekul amphipathic (mengandung kedua
wilayah hidrofobik dan hidrofilik) komponen struktural utama dari selaput
biologis, seperti membran plasma sel dan membran intraseluler organel. Dalam
beberapa tahun terakhir, bukti telah muncul yang menunjukkan bahwa lipid
signaling adalah bagian penting dari sel sinyal. Pada daun hijau tumbuhan, asam
lemak diproduksi di kloroplas dan di sitoplasma.
(5)
Protein,
merupakan komponen kimia sel yang berbentuk polimer. Molekul ini adalah makro
molekul yang dibangun oleh asam amino sebagaimonomernya. Tersusun dari unsur-unsur
karbon (C), hidrogen (H) oksigen (O) dan nitrogen (N), dan unsur sulfur (S),
dan posfor (P). Terdapa20 macam asam amino yang membentuk berbagai macam protein,
dan menentukan besar atau berat molekul (BM) protein. Sel pada umumnya
mengandung lebih dari 60 jenis asam amino, namun hanya 20 jenis asam amino saja
yang digunakan dalam sintesis protein. Asam amino tersebut adalah glisin,
alanin, serin, sistein, valin, leusin, isoleusin, lisin, fenilalamin, arginin,
histidin, treonin, metionin, tirosin, triptofan, prolin, asparagin, asam
aspartat, glutamin, dan asam glutamat.
Gambar
2 : 20 jenis asam amino yang digunakan dalam sintesis protein (dikutip dari
Lodish et al.,2000)
Berdasarkan
sifat hidrofobik maupun hidrofilik, 20 jenis asam amino tersebut terbagi atas beberapa asam amino
yaitu 9 asam amino bersifat hidrofobik-non
polar, 6 asam amino bersifat hidrofilik-polar, 2 asam amino bersifat
asam-hidrofilik-polar dan 3 asam amino bersifat basa-hidrofilik-polar. Asam
amino yang bersifat hidrofobik terdapat pada membran sel bagian dalam,
sedangkan asam amino hidrofilik terdapat pada permukaan sel. Hal ini dimaksudkan
untuk digunakan untuk membangun membran yang mengelilingi sel dan organel
internal Protein dalam sel antara lain berfungsi dalam 1) pembentukan jaringan ikat, silia, flagella, 2) proses fisiologi
dalam sel misalnya dalam proses fotosintesis, fiksasi oksigen, 3)
mempertahankan bentuk sel dan organel karena protein membentuk kerangka sel, 4)
gerakan dan kontraksi sel karena terdapat protein aktin dan miosin dalam sel
otot 5) kontrol dan koordinasi fungsi sel karena protein berperan membawa
(carrier) ion keluar masuk sel melalui membran, maupun 6) sebagai reseptor yang
mengenali signal tertentu untuk komunikasi dengan sel lain dan 7) berperan
sebagai enzim yang mengkatalisis reaksi kimia dalam sel. Fungsi-fungsi tersebut
sangat terkait dengan kemampuan membentuk ikatan antara asam amino serta dengan
senyawa lain. Ikatan tersebut adalah Ikatan disulfida, ikatan hidrogen, ikatan
ion, Ikatan Van der Waals, dan ikatan
hidrofobik. 6) Asam nukleat,
merupakan molekul dalam inti sel yang terdiri atas dua macam yaitu RNA
(Ribonucleic acid) dan DNA (Dexyribonucleic acid), yang tersusun dari monomer
nukleotida. Satu molekul nukleotida tersusun dari gugus fosfat, sebuah basa
nitrogen dan gula pentosa. Beberapa nukleotida yang mempunyai fungsi penting
dalam sel misalnya Adenosin 5’ monofosfat (AMP),
Adenosin 5’ –difosfat (ADP)
dan Adenosin 5’-trifosfat (ATP) yang berperan penting dalam transfer gugus
fosfat untuk menerima dan mengantar energi. Basa nitrogen memiliki dua kelompok
yaitu purin dan pirimidin. Basa purin utama asam nukleat adalah adenin dan
guanin, sedangkan pirimidin pada DNA adalah sitosin dan timin, sedangkan RNA
adalah sitosin dan urasil. RNA berfungsi dalam sintesis protein sedangkan DNA penting
dalam pewarisan sifat, mengatur kerja sel, penyimpanan dan
transmisi/komunikasi.
TUGAS
INDIVIDU MIKROBIOLOGI DASAR
PERANAN
KIMIA SEL MIKROORGANISME
OLEH:
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
RIAU
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar